Dalam lautan judul dan waralaba, diskusi tentang “permainan terbaik” sering kali terjebak dalam grafik, skor metacritic, atau angka penjualan. Namun, bagi banyak pemain, nilai sebenarnya dari sebuah game terletak pada kenangan yang ditorehkannya dalam kehidupan personal kita. Setiap generasi permainan PlayStation, termasuk pengalaman portabel dengan PSP, telah menjadi latar bagi momen-momen spesial dalam perjalanan hidup kita. Inilah yang menjadikan sebuah game tidak hanya bagus, tetapi tak tergantikan.
Saya masih ingat pertama kali menjelajahi dunia Shadow of the Colossus di PlayStation 2. Itu bukan sekadar bermain game; itu adalah sebuah pengalaman meditatif. Kesunyian tanah terlarang, kemegahan setiap Kolosus, dan narasi tanpa kata yang menyentuh jiwa menciptakan perasaan kagum dan melankolis yang langka. Sebagai salah satu permainan PlayStation terbaik, spaceman x3000 kekuatannya tidak terletak pada tantangan atau kompleksitasnya, tetapi pada kemampuannya untuk membangkitkan emosi yang dalam dan membuat saya merenung lama setelah konsol dimatikan. Itu adalah seni dalam bentuk interaktif.
Perjalanan serupa, meski dalam skala yang berbeda, terjadi di ujung jari saya dengan PSP. Persona 3 Portable adalah sebuah mahakarya adaptasi. Developer-nya tidak hanya mem-porting game RPG yang sudah luar biasa itu; mereka merestrukturisasinya untuk platform portabel, menambahkan protagonis perempuan yang memberikan perspektif cerita baru, dan membuat sistem kontrolnya sempurna untuk sesi bermain dalam waktu singkat. Game ini menemani saya dalam banyak perjalanan panjang, mengisi waktu tunggu dengan cerita tentang persahabatan, hidup, dan pertarungan melawan takdir. Ia menjadi lebih dari sekadar permainan PSP; ia adalah teman perjalanan.
Lalu ada momen-momen kegembiraan murni, seperti pertama kali memainkan Marvel’s Spider-Man di PlayStation 4. Perasaan mengayun melintasi gedung-gedung pencakar langit New York adalah realisasi dari fantasi masa kecil. Perhatian terhadap detail, kelincahan gameplay, dan rasa menghormati yang mendalam terhadap materi sumbernya menjadikannya salah satu permainan superhero terbaik yang pernah dibuat. Ini adalah pengingat bahwa permainan PlayStation terbaik juga bisa menjadi pelarian yang menyenangkan, sebuah simulasi kekuatan yang memungkinkan kita untuk merasakan, setidaknya untuk sesaat, seperti seorang pahlawan.
Namun, tidak semua kenangan berasal dari petualangan yang epik. Terkadang, kenangan itu datang dari tantangan yang gigih. Lumines di PSP adalah game puzzle yang sederhana namun sangat adiktif. Kombinasi sempurna antara musik yang menawan, gameplay yang menantang, dan umpan balik haptik yang memuaskan menciptakan keadaan “flow” yang sulit dihentikan. Pertarungan untuk memecahkan skor tinggi sendiri, ditemani oleh soundtrack yang enak didengar, menciptakan kenangan akan ketekunan dan kepuasan yang unik bagi platform tersebut.
Akhirnya, ada game-game yang mengajarkan kita tentang cerita. The Last of Us Part II di PlayStation 4 (dan kemudian di PS5) adalah sebuah rollercoaster emosional yang berani dan tidak nyaman. Ia memaksa pemain untuk melihat setiap sisi dari sebuah konflik, menantang prasangka, dan meninggalkan rasa hampa yang mendalam. Sebagai sebuah karya naratif, ia mendorong batas-batas dari apa yang dapat dicapai oleh medium game. Ia mungkin bukan game yang “menyenangkan” dalam arti tradisional, tetapi ia adalah pengalaman yang penting dan sulit dilupakan, mengukuhkan dirinya dalam daftar permainan terbaik karena dampak emosionalnya yang tak terbantahkan.